Senin, 27 September 2010

Goa Maria Kerep Ambarawa

Gua Maria Kerep.
Gua Maria Kerep
Gua Maria Kerep

Tidak banyak gua Maria yang bisa diakses dengan mudah jika anda ingin mengunjunginya memakai kendaraan umum, selain gua Maria Karmel di Lembang Bandung, di Jawa Tengah ada Gua Maria Kerep yang cukup dikenal oleh umat Katolik dari seluruh nusantara. Gua Maria ini juga punya keistimewaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh gua Maria lain yang pernah kami kunjungi sebelumnya. Ini adalah cerita dari ziarah yang kami lakukan pada liburan akhir tahun 2005 yang lalu.

Jalan masuk ke Gua Maria Kerep terletak persis diseberang terminal bis Ambarawa, sebuah kota berhawa sejuk berjarak kira-kira 27km arah selatan dari Semarang. Terminal bisnya sendiri terletak dijalan yang mengarah keluar kota, dari terminal bis tersebut diseberang jalan terdapat papan petunjuk yang jelas mengarah ke gua Maria Kerep. Hanya sekitar 900 meter saja dari jalan masuk tersebut kami sampai dipelataran parkirnya yang luas, disitu juga terdapat banyak kios yang menjual barang rohani. Beberapa penjual segera menghampiri dan menawarkan bunga dagangannya, kami merasa sedikit heran karena tidak seperti ditempat lain mereka tidak menawarkan lilin meskipun ada pada mereka, keheranan tersebut terjawab kemudian setelah berada didalam.

Sejarah

Dibangun pada 1954, bagi umat Katolik Gua Kerep tak sekadar tempat berdoa tapi sekaligus tempat ziarah. Keberadaan gua tersebut erat berkaitan dengan sejarah perkembangan agama Katolik di Jateng. Gua itu wujud kerinduan bruder apostolik untuk menyelenggarakan perayaan dan peringatan suci keagamaan. Niat bruder kelompok Jesuit itu mendapat dukungan Romo J. Reiknders. Para bruder awalnya tinggal di Yogyakarta, kemudian pindah ke Muntilan pada 1948 sebelum menetap di Kerep, Ambarawa. Di sana mereka dibantu siswa SGB, sustrean, dan bruderan mengumpulkan batu demi batu hingga akhirnya berdiri Gua Maria. Bangunan itu diresmikan Mgr Albertus Soegijapranata SJ pada 15 Agustus 1954. Kini gua yang terletak sekitar 1 km ke arah timur Palagan Ambarawa selalu ramai dikunjungi, khususnya pada bulan Maria, Mei dan Oktober. Di luar itu, dalam minggu kedua setiap bulan ribuan umat Katolik akan memadatinya untuk memanjatkan doa Novena, serta merayakan Ekaristi yang digelar di Katedral.

sejarah diambil dari:
Suara Merdeka 23 Desember 2001
http://www.suaramerdeka.com/harian/0112/23/kot9.htm

Dipintu masuk terdapat papan nama gua Maria Kerep yang disebelahnya dihiasi oleh lukisan berwarna menggambarkan pengangkatan Bunda Maria ke surga yang sangat indah. Setelah masuk kami terlebih dahulu melihat-lihat gerejanya yang ada didepan kompleks akan tetapi kami tidak menemukan apa nama gereja tersebut. Gerejanya kecil saja dengan langit-langit yang sangat tinggi, terlihat kosong karena tidak ada bangku ataupun alas duduk lain yang terdapat disitu. Dari samping gereja kami bisa langung menuju lokasi jalan salibnya.

images1Jalan salibnya lumayan panjang dengan jalan yang cukup lebar, dikelilingi taman-taman yang terawat dengan pohon-pohon besar yang melingkupinya sehingga menghalangi panas matahari. Diorama peristiwa jalan salib terbuat dari kuningan dengan cetakan berkualitas tinggi diletakan pada semacam tembok beratap. Ketika akan menyalakan lilin timbul masalah karena banyak angin sehingga korek apipun sulit menyala, inilah rupa-rupanya mengapa para penjual tidak menawarkan lilin melainkan bunga pada kami dipintu masuk dan kalau diperhatikan memang pengunjung yang datang cuma membawa bunga. Kami tidak tahu penyebab banyak angin, apakah karena lokasinya diketinggian atau karena saat itu sedang musim hujan, yang jelas pagi itu banyak angin semilir bertiup dan sangat sejuk. Perhentian ke 12, yaitu Yesus disalibkan dibuat sangat istimewa. Dioramanya sangat besar terdiri dari patung-patung seukuran manusia yang dibuat dengan detil yang sangat menawan. Latar belakangnya menggambarkan keadaan bukit golgota yang gersang dengan latar belakang lukisan kota Jerusalem dikejauhan yang dilukis dengan sangat indah. Secara keseluruhan diorama tersebut mengundang decak kagum kepada siapapun yang melihatnya dan kami tidak menemukan diorama sebaik ini ditempat lain.

images2Jalan salibnya berakhir dipelataran luas yang sekaligus menjadi pelataran lokasi gua Marianya. Patung Bunda Marianya tidak begitu besar diletakan di ketinggian, dibagian samping terdapat sumber air yang bisa diambil. Pelataran tersebut tampaknya biasa dipakai juga sebagai tempat menyelenggarakan misa karena ada altar dibawah gua Maria tersebut. Pada saat itu mungkin karena musim libur umat yang datang lumayan banyak sehingga pelataran tersebut terlihat ramai, juga banyak yang berdoa didepan gua Marianya. Disamping kanan gua Maria terdapat salib Yesus yang sangat besar terbuat dari kayu, yang pada bagian depannya terdapat pahatan yang menggambarkan Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus. Disamping kiri terdapat prasasti peringatan pembangunan gua Maria, tampaknya gua Maria Kerep telah mendapat renovasi besar-besaran sehingga bentuknya menjadi seindah seperti sekarang. Pada prasasti tersebut ditulis nama orang ataupun perusahaan yang tampaknya punya andil besar dalam renovasinya, juga tertulis nama-nama panitia pembangun atau pengurus gua Maria Kerep, tentu saja nama-nama pada saat prasasti tersebut dibuat. Juga ada prasasti yang ditanda tangani Kardinal Julius Darmoyuwono waktu meresmikan gua Maria Kerep tanggal 4-10-1981.

Setelah keluar dari pelataran terdapat lokasi makam keluarga, ada papan bertuliskan, makam keluarga RA Maria Soelastri Soejadi Sasraningrat, pendiri Wanita Katolik Indonesia RI, lahir tahun 1898 dan wafat tahun 1975. Makam yang ditengah adalah makam beliau dikelilingi oleh beberapa makam disekelilingnya. Setelah makam keluarga, lagi-lagi ada prasasti yang terdapat dijalan masuk sebuah taman yang diberi nama taman doa. Pada prasasti tersebut tertulis nama-nama orang atau perusahaan yang punya andil dalam pembangunan tamannya dan juga tertulis diresmikan bulan Mei 2005 oleh Uskup Agung Semarang. Latar belakang tanaman dibelakang prasasti-prasasti tersebut terkesan biasa saja dengan tanaman standar sehingga kami mengira taman dibelakangnya adalah taman yang biasa saja, akan tetapi segera setelah masuk melewati prasasti tersebut kami terkejut karena perkiraan kami salah besar.

Taman tersebut ternyata luar biasa indah dan menawan. Disain taman betul-betul dilakukan oleh ahli disain lanskap profesional, dengan penempatan dan kombinasi warna-warna tanaman yang sangat serasi, dikelilingi oleh rumput-rumput hijau luas yang sangat rata seperti pada lapangan golf. Keindahannya tidak dapat digambarkan dengan kata-kata, anda harus menyaksikannya sendiri, apalagi jika dilihat dari sudut tertentu dengan latar belakang pemandangan pegunungan dikejauhan, sulit menemukan taman sejenis apalagi di Jakarta, barangkali cuma bisa disamakan dengan taman-taman yang ada di resor hotel bintang lima. Sehingga tidak mengherankan saat itu kami juga melihat serombongan fotographer sedang melakukan sesi pemotretan pasangan pengantin yang mengambil latar belakang taman.

Disebut taman doa karena ada bagian-bagian taman yang didisain dengan tema yang mengambil latar belakang peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus. Tema yang pertama diberi nama perjamuan Kana, rumah perjamuannya didisain dengan struktur bangunan berbatu-batu seperti pada rumah-rumah jaman dulu (barangkali) dengan tanaman-tanaman yang menjulur dari pilar-pilar bangunannya, di injil, pesta di Kana adalah salah satu peristiwa penting dimana disitulah Yesus membuat mujizat pertama kalinya yaitu mengubah air jadi anggur menuruti keinginan ibunya. Berturut kemudian adalah taman dengan tema: sungai Jordan, 5 roti dan 2 ikan, danau Galilea dan terakhir makam Yesus. Semuanya dikelilingi dengan taman-taman sangat indah yang dibuat sesuai dengan temanya, misalnya ada sungai kecil pada tema sungai Jordan. Untuk makam Yesus, ada gua dibuat sebagai makam Yesus, dimana didalamnya cuma ada sisa kain kafan, menggambarkan makam yang kosong ditinggal karena Yesus telah bangkit. Secara keseluruhan tamannya memang luar biasa, mungkin karena masih baru dan tanaman-tanamannya sudah tumbuh dengan sempurna sehingga terlihat amat indah. Diperlukan usaha dan biaya besar untuk perawatannya guna mempertahankan keindahannya, semoga panitia dapat memenuhi harapan ini dan tentunya harus didukung oleh umat.

Jika anda ke daerah Semarang dan sekitarnya tidak ada salahnya berziarah ke gua Maria Kerep yang mudah sekali diakses serta mempunyai taman doa yang benar-benar istimewa yang tidak terdapat di lokasi gua Maria lain.

1 komentar: